Dalam simposium kebijakan ekonomi Jackson Hole, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan pidato penting terakhir selama masa jabatannya. Pidato ini menandai kemungkinan perubahan besar dalam kebijakan moneter AS. Pernyataan Powell mengisyaratkan bahwa Federal Reserve mungkin sedang bersiap untuk memangkas suku bunga, yang merupakan kontras yang jelas dengan kebijakan pengetatan selama lebih dari setahun terakhir.
Powell menunjukkan bahwa ekonomi Amerika Serikat berada pada momen yang krusial. Meskipun suku bunga telah dipertahankan di level tinggi 5,25% hingga 5,5% selama lebih dari setahun, inflasi memang telah turun secara signifikan dari puncaknya setelah pandemi, tetapi pasar tenaga kerja menunjukkan keadaan keseimbangan yang khusus, di mana kedua sisi permintaan dan penawaran sedang melemah.
Data terbaru mengungkapkan beberapa tren yang mengkhawatirkan. Pertumbuhan pekerjaan rata-rata bulanan turun drastis menjadi 35.000 orang, hanya sepertiga dari jumlah pada periode yang sama tahun lalu. Meskipun tingkat pengangguran tetap berada pada 4,2% yang relatif rendah, tren kenaikan sudah mulai terlihat. Yang lebih mengkhawatirkan adalah, akibat berkurangnya imigrasi yang menyebabkan kekurangan tenaga kerja, jika permintaan semakin melemah, situasi pengangguran dapat dengan cepat memburuk.
Pertumbuhan ekonomi juga melambat, dengan laju pertumbuhan PDB hanya 1,2% pada paruh pertama tahun ini, turun setengah dibandingkan tahun lalu. Penurunan pengeluaran konsumen menjadi penyebab utama. Ini berarti ekonomi Amerika Serikat menghadapi tantangan "perlambatan ganda" di mana permintaan dan penawaran melemah secara bersamaan.
Dalam hal inflasi, Powell mengakui bahwa putaran tarif baru telah mendorong harga barang. Data bulan Juli menunjukkan bahwa inflasi mungkin menghadapi tekanan naik jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang, dampak ini mungkin akan perlahan memudar.
Selain itu, Powell juga mengumumkan kerangka kebijakan moneter terbaru yang direvisi oleh Federal Reserve, yang mengubah cara bank sentral menyeimbangkan antara pekerjaan dan inflasi. Langkah ini mencerminkan upaya Federal Reserve untuk terus mengoptimalkan alat kebijakan dalam menghadapi lingkungan ekonomi yang kompleks.
Secara keseluruhan, pidato Powell kali ini bukan hanya analisis mendalam tentang situasi ekonomi saat ini, tetapi juga panduan penting untuk arah kebijakan moneter di masa depan. Dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan melemahnya pasar tenaga kerja, Federal Reserve mungkin perlu mencari titik keseimbangan baru antara menjaga stabilitas harga dan mendorong lapangan kerja.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
15 Suka
Hadiah
15
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
LiquidityWizard
· 08-22 21:51
Suku Bunga lagi-lagi akan berubah
Lihat AsliBalas0
RektHunter
· 08-22 21:50
Gelombang ini akan meledak!
Lihat AsliBalas0
hodl_therapist
· 08-22 21:49
Apakah pemotongan suku bunga dapat membuat dunia kripto terbang?
Lihat AsliBalas0
NFTHoarder
· 08-22 21:36
Masih berwarna hijau? Gelombang ini harus segera pergi.
Dalam simposium kebijakan ekonomi Jackson Hole, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan pidato penting terakhir selama masa jabatannya. Pidato ini menandai kemungkinan perubahan besar dalam kebijakan moneter AS. Pernyataan Powell mengisyaratkan bahwa Federal Reserve mungkin sedang bersiap untuk memangkas suku bunga, yang merupakan kontras yang jelas dengan kebijakan pengetatan selama lebih dari setahun terakhir.
Powell menunjukkan bahwa ekonomi Amerika Serikat berada pada momen yang krusial. Meskipun suku bunga telah dipertahankan di level tinggi 5,25% hingga 5,5% selama lebih dari setahun, inflasi memang telah turun secara signifikan dari puncaknya setelah pandemi, tetapi pasar tenaga kerja menunjukkan keadaan keseimbangan yang khusus, di mana kedua sisi permintaan dan penawaran sedang melemah.
Data terbaru mengungkapkan beberapa tren yang mengkhawatirkan. Pertumbuhan pekerjaan rata-rata bulanan turun drastis menjadi 35.000 orang, hanya sepertiga dari jumlah pada periode yang sama tahun lalu. Meskipun tingkat pengangguran tetap berada pada 4,2% yang relatif rendah, tren kenaikan sudah mulai terlihat. Yang lebih mengkhawatirkan adalah, akibat berkurangnya imigrasi yang menyebabkan kekurangan tenaga kerja, jika permintaan semakin melemah, situasi pengangguran dapat dengan cepat memburuk.
Pertumbuhan ekonomi juga melambat, dengan laju pertumbuhan PDB hanya 1,2% pada paruh pertama tahun ini, turun setengah dibandingkan tahun lalu. Penurunan pengeluaran konsumen menjadi penyebab utama. Ini berarti ekonomi Amerika Serikat menghadapi tantangan "perlambatan ganda" di mana permintaan dan penawaran melemah secara bersamaan.
Dalam hal inflasi, Powell mengakui bahwa putaran tarif baru telah mendorong harga barang. Data bulan Juli menunjukkan bahwa inflasi mungkin menghadapi tekanan naik jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang, dampak ini mungkin akan perlahan memudar.
Selain itu, Powell juga mengumumkan kerangka kebijakan moneter terbaru yang direvisi oleh Federal Reserve, yang mengubah cara bank sentral menyeimbangkan antara pekerjaan dan inflasi. Langkah ini mencerminkan upaya Federal Reserve untuk terus mengoptimalkan alat kebijakan dalam menghadapi lingkungan ekonomi yang kompleks.
Secara keseluruhan, pidato Powell kali ini bukan hanya analisis mendalam tentang situasi ekonomi saat ini, tetapi juga panduan penting untuk arah kebijakan moneter di masa depan. Dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan melemahnya pasar tenaga kerja, Federal Reserve mungkin perlu mencari titik keseimbangan baru antara menjaga stabilitas harga dan mendorong lapangan kerja.